Bulan Juni 2010 merupakan sejarah baru bagi klub Malaga Sheikh Abdullah bin Nasser bin Abdullah Al Ahmed Al Thani seorang anggota keluarga kerajaan kaya asal Qatar memastikan menjadi pemilik baru klub ini.
Sebuah harapan baru muncul bagi masyarakat Andalusia, dimana dominasi klub besar Madrid dan Barcelona akan pupus. Harapan itu muncul ketika Malaga tidak tanggung-tanggung mengelontorkan dana total 150 juta euro dua tahun pertama kepemilikan Al Thani untuk mendatangkan pemain bintang diantaranya Santi Cazorla, Salomon Rondon, Joris Mathijsen, Julio
Baptista, Martin Demichelis, Jeremy Toulalan, dan penyerang gaek Ruud
van Nistelrooy. Bukan hanya menggaet pemain berkelas namun juga pelatih sekaliber Manuel Pellegrini dan direktur sepak bola Fernando Hierro.
Walaupun musim pertama Malaga bersama Pellegrini tahun 201/2011 belum menunjukkan tajinya di kompetisi Laliga karena hanya menduduki peringkat 11 di klasemen akhir. Hasil terbaik bagi Malaga baru nampak di musim keduanya Arsitek Pellegrini melakukan besutan bagi Malaga. Peringkat 4 Klasemen akhir Laliga dipersembahkan bagi klub, pemilik dan pendukungnya. Sebuah sejarah baru Malaga mendapatkan peringkat 4 sekaligus merasakan Liga Champions musim berikutnya.
Munculnya kekuatan baru dari kompetisi Liga Prancis Ligue 1 PSG pada Akhir Mei 2011 ketika Otoritas Investasi Qatar (QIA) yang dipimpin oleh
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Sheikh Hamad bin Jassim bin Jaber bin
Muhammad Al Thani, memborong 70 persen saham klub Paris Saint Germain
(PSG) sekaligus menjadi pemilik baru klub. Dana sekitar 100 juta euro mengenapi pembelian 30 % saham PSG tersisa, hal ini menandai resminya QIA menjadi pemilik tunggal PSG pada bulan Maret 2012.
Kejadian ini sebenarnya tidak secara langsung berpengaruh terhadap Malaga namun karena UEFA kebetulan memiliki wewenang untuk mendiskualifikasi klub peserta
Liga Champions atau Liga Europa yang memiliki ikatan darah antar
pemiliknya. Sheik Abdullah terpaksa menghentikan aliran dananya ke Malaga dan sedang mencari investor yang mau membeli klub. Sheikh Abdullah pemilik Malaga memang bukanlah anggota QIA, tetapi dia adalah
anggota kerajaan dan punya ikatan darah dengan Sheikh Hamad pemilik PSG meski
bukan saudara dekat. Saat ini Malaga dan PSG akan bermain bersama di Liga Champions hal ini yang menjadi batu sandungan bagi keduanya.
Sheik Abdullah sepertinya memilih mundur mengingat prospek PSG lebih menjajikan dari pada Malaga. bahkan pada akhir musim kompetisi kemarin staf dan para pemain Malaga tidak menerima gaji setidaknya selama tiga bulan dan Malaga terpaksa menunggak hutang transfer pemain kepada sejumlah klub seperti
Villarreal dan Sevilla. Guna menutup hutang, Malaga pun harus merelakan
melepas Rondon ke Rubin Kazan dan Cazorla yang
dibeli Arsenal dengan nilai transfer sekitar 20 juta euro.
Sungguh menyedihkan mendengarnya dahulu kaya raya sekarang miskin dan merana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda tanpa SARA, pornografi dan sopan